Selasa, 29 April 2014

Di Bawah Rumpun Bambu

Ketika seresah jatuh, terlepas dari daun-daun lainnya, sebuah pertanda  kesuburan dan keberkahan dimulai. Dan tatkala akar rumpun bambu berkelana, menerobos pori tanah, sebuah kehidupan berkerumun. Bahkan nenek moyang telah mengajarkan, menanam biji-biji tanaman di atas tanah dari bawah rumpun bambu. Meyakini secara naluri, inilah tanah terbaik, untuk hasil yang sempurna.
Ribuan kehidupan bermukim di akar rumpun bambu, Pseudomonas Flouren, makhluk tak kasat mata yang menjadikan kelarutan P  di tanah meninggi. Nutrisi bagi pohonan lain.   Tak salah, di setiap tegalan, di lereng-lereng curam, bambu menjadi pilihan, bagi keteduhan, pula penahan butiran tanah tak bermigrasi.
Para Leluhur, tak abai, betapa bambu begitu berharga. Rimbun daun-daun bambu mampu menyuplai 30 % oksigen ke atmosfer, dan mengganyang polutan karbon dioksida. Begitu menakjubkan, ketika bambu dipanen, tunas-tunas baru terus menumbuh, meninggi hingga 90 cm dalam sehari. Sendiri, begitu berdaulat, tak butuh upeti makanan, sebab batang-batang bambu telah dilimpahi kasih sayang dari guguran daun-daun miliknya.

Tak jarang, rumpun bambu menjadi persinggahan para rumput dan perdu. Sebagai tempat tumbuh yang  jauh dari kekhawatiran ancaman bakteri jahat.  Sebab bambu dibekali bio agen alami “Kun Bambu” zat anti bakteri yang dapat menghambat dan mencegah 70 % bakteri yang mencoba tumbuh di atasnya.